Teori Humanistik/Humanisme
1.
Tokoh utama: Carl Rogers
2.
Key word:
a. Memanusiakan manusia: pada
dasarnya manusia itu baik dan berpotensi untuk mengembangkan dirinya menjadi
lebih baik.
b. Self concept/konsep diri
c. Medan fenomenal: bagaimana seseorang
menunjukkan aktualisasi dirinya.
3.
Hakekat tingkah laku
a. Normal: dikatakan normal bahwa terjadi
kesesuaian antara konsep diri dengan medan fenomena/lingkungan. Contoh: orang
yang merasa senang bahwa dirinya pintar maka akan senang sekali.
b. Malasuai: dikatakan malasuai bahwa antara
konsep diri dengan medan fenomena tidak sesuai/tidak cocok.
4.
Inklusivisme
Sangat
inklusif karena setiap orang dituntut untuk menunjukkan ketulusan pada orang
lain. Apalagi konselor, guru
atau orang tua harus tulus karena kita harus memanusiakan manusia. Selain itu
harus menunjukkan:
a. empaty
b. kontak pandangan
c. penuh kasih sayang
d. perhatian, jujur
e. ramah, menunjukkan wajah hospital/wajah
yang ramah.
5.
Verifikasi
Rendah
karena kondisi seseorang yang sekarang, kalau urusan nanti yang dipikirkan
nanti.
6.
Prediksi
Tingkatnya: sedang
Tidak bisa diprediksi
karena setiap orang selalu berubah.
Teori Behaviorisme
1.
Key word:
a. Stimulus dan respon
Reaksi/reaktif yaitu setiap ada reaksi
pasti ada stimulus. Manusia
setaip saat bereaksi terhadap stimulus yang muncul.
b. Ada trigger dan perilaku
2.
Hakekat tingkah laku
a. Normal:
Contoh:
bel berbunyi kemudian siswa masuk dan siswa duduk dan mengeluarkan buku. Model
reaksi tingkah laku ”berbeda” tergantung dari sudut pandang pengamat tetapi
rekasi itu muncul baru bisa dikatakan normal/tidak normal. Perilaku normal
tidak bisa dipelajari.
b. Bermasalah:
Contoh: ketemu teman
mengucapkan kata-kata kotor sambil bersalaman. Perilaku yang tepat dan tidak tepat muncul karena
proses belajar.
3.
Inklusivisme
Tinggi karena bisa digunakan untuk semua profesi seperti guru,
konselor, psikolog, psikiater dan dokter.
4.
Verifikasi
Memiliki
tingkat verifikasi yang tinggi karena bisa melakukan pengamatan secara langsung
munculnya perilaku di lapangan. Contoh: jika orang mengatakan A (jujur apa
tidak bisa ketahuan) karena kita mengetahui secara langsung.
5.
Prediksi
Tingkatnya: sedang
Tidak bisa diprediksi
karena setiap orang selalu berubah.
Teori Psikoanalitik/Psikoanalisis
1. Key
Word: Kesadaran dan
ketidaksadaran
Super ego : Komponen sosial yakni
moral yang menimbang kepribadian.
Id : Komponen biologis
sebagai sumber utama energi psikis dan insting.
Ego
: Komponen psikologis(realita) yang bertugas mengatur hubungan dunia
luar atau realita.
2. Hakikat Tingkah
laku
Tingkah laku normal merupakan tingkah laku yang terjadi sesuai dengan
isyarat yang muncul dari lingkungan sekitar. Sedangkan tingkah laku tidak
normal adalah tingkah laku individu yang berhubungan dengan orang lain ataupun
berhubungan dengan diri sendiri, mungkin individu tidak mengeluh atau
mempermasalahkannya, tapi orang-orang disekitarnya akan mempermasalahkannya dan
merasa terganggu atau bahkan sangat terganggu.
Ø Normal dan bermasalah
Pendekatan
atau teori psikoanalitik dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Menurutnya,
aneka situasi menekan yang mengancam akan menimbulkan kecemasan dalam diri
seseorang. Kecemasan ini berfungsi sebagai peringatan bahaya sekaligus
merupakan kondisi tak menyenangkan yang perlu diatasi. Jika individu mampu mengatasi sumber tekanan (stressor),
kecemasan akan hilang. Sebaliknya jika gagal dan kecemasan terus mengancam
mungkin dengan identifikasi yang meningkat pula,maka individu akan menggunakan
salah satu atau beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri. Langkah ini secara
superfisial dapat membebaskan individu dari kecemasannya, namun akibatnya dapat
menimbulkan kesenjangan antara pengalaman individu dan realitas.
Pribadi yang
sehat,ciri-cirinya antara lain:
- Ego berfungsi secara realistis
- Dapat menggunakan struktur kepribadian
secara efektif
- Mekanisme pertahanan dirinya dapat
digunakan atau berfungsi secara efektif
Pribadi yang
bermasalah cirinya antara lain:
- Terjadi kecemasan pada dirinya
- Mekanisme pertahanan dirinya tidak
berfungsi secara efektif
3.
Inklusivisme
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan ke
perkembangan kepribadiannya, filsafat tentang sifat manusia dan metode
psikoterapi. Teori psikoanalisis ini dapat diuji terhadap beberapa orang yang
mengalami gangguan maupun tidak mengalami gangguan dengan cara melakukan
pengamatan dan pemahaman yang kemudian dilakukan kegiatan analisis.. Hal ini
dapat dilihat dari sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori
psikoanalitik ini. Barangkali sumbangan-sumbangan Freud terbesar adalah
konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketaksadaran yang merupakan kunci-kunci
untuk memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian.
4.
Verifikasi
Untuk profesi konselor tingkat verifikasinya
teori ini rendah karena individu tidak mampu untuk mengungkapkan seluruh
kejadian dimasa lalu. Jadi saat diasosiasi bebas dibutuhkan orang profesional
dalam penanganan dinamika psikis yaitu psikolog atau psikiater.
5.
Prediksi
Tingkat prediksi teori ini merubah tingkah
laku konselee adalah rendah karena disini peran konselor bersifat mencegah
tidak mengobati sehingga konselor disini hanya dapat melakukan pengumpulan data
dan menganalisisnya. Dan untuk masalah penyembuhan, konselor mereveral konselee
ke pihak yang lebih berwenang.
Prinsip-Prinsip Terbentuknya Tingkah Laku
Menurut:
Teori
Classical Conditioning dari Pavlov
Teori
ini dilakukan dengan percobaan mengenai berfungsinya kelenjar ludah dari anjing
bila disodori makanan, disorotkan cahaya atau mendengar bunyi bel. Eksperimen
ini menghasilkan konsep bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk, dipelajari melalui
latihan yang direncanakan.
Proses
pembentukan tingkah laku tersebut disebut proses pensyaratan yang dapat
dibedakan dengan perangsang tak bersyarat seperti makanan dan perangsang
bersyarat misalnya bunyi lonceng.
Teori Conditioning dari Watson
Teori
ini dilakukan melalui percobaan mengenai katekutan anak terhadap kucing hitam
dan anjing yang menghasilkan konsep bahwa perasaan ketakuan anak dapat diubah
melalui latihan dari ynag tidak takut menjadi takut dan sebaliknya. Menurut
teori ini perubahan-perubahan tingkah laku manusia terjadi sebagai hasil
daripada conditioning berupa latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap
perangsang tertentu yang dialami.
Teori Opperant Conditioning dari Skinner
Menurut
Skinner tingkah laku terbentuk karena adanya dua macam respon yaitu respon yang
timbul dari perangsang tertentu (seperti makanan yang menimbulkan air liur) dan
operant (instrumental) respons yang timbul dan berkembang karena diikuti oleh
perangsang tertentu.
Teorinya disebut
operant conditioning oleh karena tingkah laku yang ditimbulkan oleh perangsang
lingkungannya disebut operant conditioning.
Teori
Koneksionisme dari Thorndike
Mengatakan
bahwa tingkah laku terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung secara
trial and eror menurut hukum-hukum tertentu yaitu hukum kesiapan, hukum latihan
dan hukum efek.
Play Online Casino Games | Karang Pintar
BalasHapusLearn the 메리트 카지노 주소 rules for playing online casino games deccasino online and get a 100% bonus when you play today at 온카지노 Karang Pintar.