Rabu, 22 Februari 2012

Teknik kursi Kosong


  1. PENDAHULUAN.
Kursi kosong merupakan salah satu teknik terapi gestalt yang paling terkenal dan banyak di gunakan. Teknik kursi kosong merupakan salah satu permainan peran. Teknik kursi kosong mengacu pada teori Gesalt yang memandang positif pada manusia yaitu : bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah mahluk yang mempunyai kemampuan untuk mengurus diri sendiri. Atas dasar inilah terapi Gesalt bertujuan untuk membantu orang agar mampu mengembangkan dirinya sendiri, mencapai kematangan dan bertanggung jawab terhadap dirinya.

Sasaran utama dari terapi Gestalt adalah memperkuat penyadaran yang akan meningkatkan arti kehidupan secara penuh, disini dan sekarang. Penyadaran menjadi sasaran utama dalam terapi Gestalt, dengan ini diharapkan agar selanjutnya klien secara berangsur – angsur bisa mencapai keterpaduan yang diperlukan untuk memungkinkan perkembangan dirinya berlangsung secara baik.

Pendekatan terapi lain yang menitik beratkan pada perubahan, yang menandaskan bahwa perubahan tidak bisa dipaksakan, dan bahwa melalui penerimaan atas polaritas integrasi bisa terjadi yang dapat membuat klien bisa menghentikan permainan yang dapat menyiksa dirinya.

  1. PENGERTIAN
Teknik kursi kosong merupakan teknik yang digunakan untuk mengajak klien agar dapat mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam dirinya melalui proyeksi dengan permainan peran. Pada dasarnya teknik ini adalah teknik bermain peran yang keseluruhan perannya dilakukan oleh satu orang. Melalui teknik ini diharapkan proyeksi pada permainan peran dapat dimunculkan ke permukaan sehingga klien bisa mengalami konflik lebih penuh.

Teknik ini akan menyuarakan pengalaman klien dan sebagai salah satu cara untuk memahami dan memiliki kualitas dari diri klien yang selama ini dilingkarinya. Sebagai sebuah eksperimen teknik kursi kosong sebagai sarana untuk memperkuat eksperimentasi dan menaruh perhatian yang besar pada pemisahan dalam fungsi kepribadian. Yang paling utama dari pemisahannya itu adalah antara Top dog dan Under dog yang difokuskan pada pertentangan keduanya.

  1. ASUMSI DASAR
teknik kursi kosong mengacu pada terapi Gestalt yang memandang bahwa manusia mampu menangani sendiri masalahnya, baik yang terjadi dalam diri maupun di lingkungan secara efektif dan lebih mengutamakan kesadaran diri individu , disini dan sekarang.
  1. TUJUAN.
Tujuan dari kursi kosong adalah :
a)      Sebagai alat untuk membantu klien agar memperoleh kesadaran secara penuh dalam menginternalisasikan konflik yang ada pada dirinya.
b)      Untuk mengeksplorasikan dan memperkuat konflik atau menyadarkan klien pada situasi top dog dan under dog dalam diri klien.
c)      Untuk melakukan pemahaman terhadap urusan – uruasan klien yang belum selesai dimasa lampau yang membebani klien sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan klien selanjutnya.
d)      Mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek kepribadian yang coba di ingkari oleh klien.
e)      Mendorong klien agar bisa belajar dan melakukan penerimaan terhadap kehidupan yang berpolaritas.

  1. MANFAAT.
adapun manfaat dari teknik kursi kosong adalah sebagai berikut :
a)        Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan sikapnya.
b)         Menyadarkan klien untuk melihat kenyataan bahwa perasaan itu merupakan bagian dari dirinya yang tidak bisa diingkari olehnya.
c)         Membantu klien agar bisa mengerti perasaan dan sisi lain dari dirinya sendiri yang dilingkarinya.
d)         Membantu klien untuk mengungkapkan perasaan yang bertentangan dengan dirinya sepenuh hati.

F.         KARAKTERISTIK.
a)        Mengekspaesikan perasaan dari klien.
b)           Focus utama pada pertentangan antara Top dog dan Under Dog
c)           peranan Top Dog diibaratkan sebagai seorang yang serakah, otoriter, menuntut dengan seharusnya dan memanipulasi dengan ancaman dan malapetaka yang di tujukan pada Under Dog
d)           peranan Under Dog merupakan peran yang berkarakter pasif, suka bertahan dan tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

  1. KELEBIHAN.
a)            Jika kilen mempunyai potensi diri yang dimiliki bagus, maka hal tersebut dapat memotivasi klien untuk menjadi seorang yang lebih baik.
b)            Keberhasilan tergantung bagaimana individu untuk mengenali potensi yang dimilikinya dan seberapa besar dia ingin merubahnya.

  1. KEKURANGAN.
a)            Apabila klien tidak bisa melakukan eksternalisasikan peranan yang dimainkan dengan maksimal tanpa penuh penghayatan, kemungkinan besar dia akan sulit untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari –hari.
b)          Pengambilan nilai dan sifat dalam permainan peran ini sangat di butuhkan, jika seseorang berkecenderungan selalu menerima nilai orang dengan tidak kritis, maka akan menyebabkan ia menjadi seorang pribadi yang tidak mandiri. Hal ini terjadi karena kesadaran introyeksi merupakan hal esensial terutama pada introyeksi yang dapat meracuni sistem dan menghambat integrasi kepribadian.
c)            Klien menjadi terpecah oleh dua situasi, baik itu sebagai pengendali ataupun orang yang di kendalikan, oleh sebab itu perang saudara antara kedua peran yang demikian tidak sepenuhnya bisa berakhir, karena kedua sisi saling berjuang demi keberadaannya baik sebagai Top dog dan Under Dog.

  1. TIPE – TIPE TEKNIK KURSI KOSONG.
Ada dua tipe teknik kursi kosong yakni :
a)           Teknik kursi kosong yang diarahkan untuk berbicara dengan orang lain. Dalam teknik ini klien diarahkan untuk mengekspresikan ketegangan, berbicara dengan orang lain yang di bayangkannya sedang duduk di sebuah kursi di sekitarnya, kemudian terapis meminta klien untuk duduk berganti tempat dan menjawab seolah – olah dia adalah orang lain tersebut. Dalam hal ini terapis berperan dengan cara mengarahkan pembicaraan antara klien dengan tokoh yang diimajinasikan oleh klien dengan bertukar tempat duduk. Dengan ini diharapkan klien akan belajar untuk menyadari dan mengerti perasaan dengan lebih baik.
b)           Teknik kursi kosong yang diarahkan untuk berbicara dengan dirinya sendiri.dalam teknik ini klein dituntut untuk memerankan dua karakteristik yang berbeda.

  1. PELAKU.
Ada dua pelaku utama dalam permainan teknik kursi kosong.
a)           Konselor.
Dalam teknik ini konselor bertugas sebagai media atau pengarah kepada klien dengan kegiatan menjelaskan secara rinci prosedur cara pelaksanaan teknik kursi kosong, dan mengawasi atau memperhatikan cara klien melaksanakan teknik kursi kosong.

b)         Klien.
Dalam hal ini klien sebagai pemain tunggal yang memainkan dua karakter yang berbeda dengan cara mengikuti arahan konselor dan mengekspresikan perasaan  klien dengan baik.

  1. PROSEDUR PELAKSANAAN
a)          Klien diminta untuk mengidentifikasikan akan kekurangan dan kelebihan atau perasaan yang bertentangan dengan diri klien.
b)          Konselor menyediakan dua kursi kosong untuk klien dan menandai mana kursi untuk Top Dog dan mana kursi untuk Under Dog
c)           Konselor memberitahukan bagaiman aturan yang harus dilakukan dan dipatuhi oleh klien.
d)          Klien diminta agar ia bisa menghadapkan pada suatu situasi, dimana dan kapan dia harus berperan sebagai Top Dog dan kapan ia harus berperan sebagai Under dog
e)           Saat ia bermain peran dalam teknik kursi kosong , klien diminta agar benar – benar memainkan peranannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
f) Setelah proses berakhir, klien dimunta untuk melakukan diagnosis perasaan yang dialaminya.
g)            Melakukan evaluasi keefektifan tingkat keberhasilan dalam pengungkapan masalah klien.

  1. APLIKASI DALAM  BENTUK CONTOH
Klien datang pada konselor dan menceritakan masalahnya, klien adalah seorang istri yang lemah dan tak berdaya yang benci dan dendam terhadap suaminya yang otoriter dan selalu mau menang sendiri, tetapi di lain pihak dia juga takut kehilangan suaminya dan menggunakan suaminya sebagai daliah ketidak mampuannya .

Dengan masalahnya ini klien dan konselor sepakat untuk menggunakan teknik kursi kososng. Konselor menjelaskan aturan dan cara penerapan teknik kursi kosong. Konselor meminta klien agar benar –benar memainkan peranannya sesuai dengan kondisi yang dialami klien yang dihadapkan pada suatu situasi, dimana dan kapan dia harus berperan sebagai Top Dog dan Under dog, setelah permainan peran berakhir, setelah permainan berakhir konselor meminta klien untuk melakukan diagnosis  akan perasaan yang dialaminya sebelum dan sesudah memainkan teknik kursi kosong.












DAFTAR RUJUKAN.
Rosidan. Drs.1988.Pengantar konseling. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Corey, Gererd. 1988. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Grafika.
Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan praktek Bimbingan dan Konseling. Malang : universitas negeri malang.
Corey, Gerald.1993. Teori Dan Praktek Dari Konseling Dan Psikoterapi, Edisi 4. Semarang : IKIP Semarang Press.
Gunarsah, Singgih D. 2001. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia.
Safira, Triantoro. 2005. Terapi dan Konseling Gesalt . Jogjakarta : Graha Ilmu.
Subandi. 2002. Psikoterapi. Jogjakarta : Pustaka pelajar Offset.






















TEKNIK KURSI KOSONG
Praktek Teknik Konseling
Yang dibina oleh: Drs Heny Indreswari M.Pd


Oleh:
                                Abdul Rochim




 











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
November 2007

Peta Tingkah Laku


Peta Tingkah Laku (Latihan Kasus I)
ANTISEDEN
TINGKAH LAKU
KONSEKUEN
3
·     Guru memberikan tugas dengan cara meminta para siswa mengerjakan tugas tersebut di LKS
·     Setelah memberikan tugas, para guru sering meninggalkan kelas dan ngobrol di ruang guru
1 (Sasaran Deselerasi)
Adit sering kali mengganggu temannya dengan cara menyembunyikan alat-alat tulis atau tas mereka saat para guru tidak berada di dalam kelas
4
·     Guru akan menengok kelasnya kembali setelah kegiatan berlangsung selama 15 menit
·     Guru memperkirakan para siswa telah selesai dengan tugasnya, guru meminta siswa mengerjakannya di papan tulis
·     Para siswa belum selesai mengerjakan tugas
5
·     Guru tetap mendampingi siswa di kelas
·     Guru memeriksa siswa mengerjakan tugas dengan menghampiri siswa di bangkunya masing-masing
·     Guru bertanya pada siswa apakah ada diantara mereka telah menyelesaikan tugas
2 (Sasaran Akselerasi)
Adit akan duduk manis dan mengerjakan tugas dengan baik
6
·     Guru memberi pujian pada siswa yang mengerjakan tugasnya dengan serius dan bersemangat
·     Guru meminta Adit untuk mengerjakan tugasnya di papan tulis

9
·     Bila Adit mulai menggoda temannya dengan menyembunyikan alat-alat tulis mereka, maka guru akan menyuruhnya berdiri di depan kelas hingga pelajaran berakhir
·     Bila Adit terus menggoda temannya dan tidak segera mengerjakan tugas, maka guru akan menyuruhnya keluarr untuk tidak mengikuti pelajaran
1 (Sasaran Deselerasi)
Adit sering kali mengganggu temannya dengan cara menyembunyikan alat-alat tulis atau tas mereka saat para guru tidak berada di dalam kelas
10
·     Berdiri di depan kelas
·     Tidak boleh mengikuti pelajaran sampai waktunya selesai
·     Guru membiarkan Adit
7
·  Siswa lain mengerjakan tugas dengan Adit dalam kerja kelompok di kelas
·  Bila Adit dapat duduk manis dan mengerjakan tugas dengan baik, maka Adit boleh tidak membayar LKS pelajaran tersebut
2 (Sasaran Akselerasi)
Adit akan duduk manis dan mengerjakan tugas dengan baik

8
·     Guru memberi pujian verbal
·     Adit bisa menghemat uang saku
·     Ia akan mendapatkan nilai yang baik



Peta Tingkah Laku (Latihan Kasus II)
ANTISEDEN
TINGKAH LAKU
KONSEKUEN
3
·     Guru membagikan tugas dan melanjutkan dengan pengumuman rutin
·     Petunjuk eksperimen diberikan dengan cara dibacakan
1 (Sasaran Deselerasi)
Siswa terus berbicara satu sama lain di dalam kelas ketika diberikan tugas, sehingga tidak dapat teselesaikan
4
·     Guru terus membacakan petunjuk ketika siswa masih saling berbicara
·     Guru guru tidak menegur tetapi terus membacakan petunjuk mengerjakan tugas
5
·     Tugas diberikan pada awal pelajaran setelah mempresensi siwa
·     Pengumuman diberikan di akhir pelajaran
·     Petunjuk eksperimen diberikan secara tertulis kepada siswa
2 (Sasaran Akselerasi)
Siswa langsung mengerjakan tugas yang diberikan tanpa saling berbicara, sehingga tugas dapat diselesaikan tepat waktu
6
·     Guru melakukan pengamatan pada siswa yang meninggalkan tempat duduk
·     Guru juga ikut bereksperimen

9
·     Jika siswa tidak memperhatikan pelajaran dan terus berbicara, maka guru akan memberikan kartu kuning sebagai tanda peringatan
·     Jika siswa masih berbicara dan tidak segera mengerjakan tugas, maka pelajaran akan diakhiri dan guru meninggalkan kelas
1 (Sasaran Deselerasi)
Siswa terus berbicara satu sama lain di dalam kelas ketika diberikan tugas, sehingga tidak dapat teselesaikan
10
·     Guru menegur siswa
·     Guru meminta hasil eksperimen untuk dikumpulkan

7
·  Siswa lain mengerjakan tugas dengan penuh konsentrasi dan tidak merespon ketika teman mengajak berbicara
·  Bila siswa dapat bekerja dengan baik dan tidak ramai sendiri, maka siswa boleh mengumpulkan hasil eksperimen minggu depan
2 (Sasaran Akselerasi)
Siswa langsung mengerjakan tugas yang diberikan tanpa saling berbicara, sehingga tugas dapat diselesaikan tepat waktu
8
·     Guru memberi pujian verbal
·     Guru menjajikan akan mengajak nonton film di kelasyang berhubungan dengan mata pelajaran





Peta Tingkah Laku Hasil Pengamatan
ANTISEDEN
TINGKAH LAKU
KONSEKUEN
3
·     Ibu memaksa Rio untuk segera ambil makan
·     Ayah menuju tempat makan dengan tidak memperdulikan Rio
1 (Sasaran Deselerasi)
Rio sering membentak Ibu ketika disuruh makan
4
·     Ayah memanggil Rio dari ruang makan untuk segera mengambil makan
5
·     Ibu menyuruh Rio dan Ayah segera ke tempat makan untuk makan bersama
·     Ayah mengajak Rio untuk makan bersama
2 (Sasaran Akselerasi)
Rio bisa bersikap sopan kepada orang tua
6
·     Ibu juga ikut makan bersama Rio dan Ayahnya
·     Ayah memuji Rio, karena sudah tidak rewel kalau disuruh makan

9
·     Bila Rio membentak Ibu, maka Ibu akan memberikan kartu kuning sebagai tanda memperingatkan
·     Bila Rio masih saja suka membentak Ibu ketika disuruh makan, maka Ibu tidak akan memberinya uang saku
1 (Sasaran Deselerasi)
Rio sering membentak Ibu ketika disuruh makan
10
·     Rio tidak mendapat uang saku
·     Ayah dan Ibunya membiarkan Rio
·     Rio tidak bisa jajan di sekolah
7
·  Ibu memasak makanan kesukaan Rio
·  Bila Rio tidak lagi suka membentak Ibu ketika disuruh makan, maka Rio akan mendapat tambahan uang saku
2 (Sasaran Akselerasi)
Rio bisa bersikap sopan kepada orang tua
8
·     Rio bisa menyisihkan uang saku
·     Bisa menikmati masakan Ibu
·     Mendapat pujian verbal dari Ayah maupun Ibu









Peta Tingkah Laku Hasil Pengamatan
ANTISEDEN
TINGKAH LAKU
KONSEKUEN
3
·     Guru meninggalkan siswa setelah memberikan soal ulangan MTK
·     Didepan Andi terdapat teman yang pintar MTK
1 (Sasaran Deselerasi)
Andi menoleh kekanan kiri untuk menyontek jawaban teman-temannya
4
·     Temannya merasa risih dan tak rela hasil kerjanya dicontek dan melaporkannya ke guru
·     Guru menegur Andi saat terlihat menyontek
5
·     Guru memberikan soal ulangan dan tetap berada didalam kelas dan
·     Kelas dan memperhatikan masing-masing siswa
2 (Sasaran Akselerasi)
Andi mengerjakan soal ulangan dengan tenang tidak menoleh kanan kiri
6
·     Temannya yang biasanya diconteki menjadi tenang dalam mengerjakan ujian
·     Guru memberikan pujian verbal pada Andi

9
·     Guru menyuruh Andi dan temannya mengerjakan soal di LKS MTK
·     Guru terlebih dahulu memberi contoh cara menyelesaikan soal dengan rumus
1 (Sasaran Deselerasi)
Andi menoleh kanan kiri untuk menyontek jawaban teman-temannya
10
·     Andi mendapat teguran dari guru
·     Temannya menjadi terganggu
7
·  Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal dengan rumus
·  Guru memberi tugas untuk diselesaikan dikelas
·  Guru tetap berada dikelas samapi jam pelajaran berakhir
2 (Sasaran Akselerasi)
Andi mengerjakan soal ulangan dengan tenang dan tidak menoleh kanan kiri
8
·     Guru senang
·     Mendapat nilai bagus
·     Mendapatkan dukungan dari teman









Peta Tingkah Laku Hasil Pengamatan
ANTISEDEN
TINGKAH LAKU
KONSEKUEN
3
·     Deni duduk dideretan bangku belakang
·     Saat menjelaskan, guru hanya duduk ditemapt guru
1 (Sasaran Deselerasi)
Deni selalu jail pada teman-teman saat pelajaran berlangsung dengan mencubit, menggelitiki dan menarik lengan baju temannya
4
·     Teman-teman Deni merasa terganggu dan tidak bisa berkonsentrasi sehingga gaduh karena memarahi Deni
·     Siswa menjadi kurang memperhatikan penjelasan guru
5
·     Tempat duduk dirolling agar Deni bisa duduk didepan
·     Guru bisa menjelaskan dengan berdiri dan sesekali berjalan ke belakang (deretan bangku belakang)
2 (Sasaran Akselerasi)
Deni bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak jail
6
·     Teman-teman Deni bisa belajar denga tenang dan bisa berkonsentrasi penuh
·     Guru menjadi lebih perhatian pada Deni
·     Guru memberikan pujian karena Deni sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik

9
·     Guru memberikan kesempatan pada Deni untuk bertanya tentang pelajaran yang kurang jelas
·     Tempat duduk ditata membentuk huruf U
1 (Sasaran Deselerasi)
Deni selalu jail pada teman-teman saat pelajaran berlangsung dengan mencubit, menggelitiki dan menarik lengan baju temannya
10
·     Guru menjelaskan apa yang ditanyakan Deni
·     Siswa lebih fokus pada penjelasan guru
7
·  Tempat duduk bisa dibuat / ditata dengan posisi melingkar / berbebtuk U
·  Guru lebih perhatian pada siswa
·  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya / mengajukan pendapat
2 (Sasaran Akselerasi)
Deni bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak jail
8
·     Guru bisa mengawasi semua siswa
·     Siswa bisa lebih bersungguh-sungguh
·     Siswa menjadi mengerti dan paham dengan materi yang disampaikan