Selasa, 21 Februari 2012

Erich From



E R I C H    F R O M M 




1.      PENGERTIAN
Karakter sosial yaitu, inti struktur karakter yang diberikan banyak anggota dari kebudayaan yang sama, berhadapan dengan karakteristik individual, dimana masyarakat menjadi bagian kebudayaan yang sama dan berbeda satu dengan yang lain, konsep tentang karakter sosial bukanlah konsep statistik dalam arti bahwa secara sederhana total jumlah karakter bawaan akan ditemukan dalam mayoritas masyarakat di dalam suatu kebudayaan. Hal ini hanya dapat dipahami dalam acuan kepada fungsi karakter sosial, yaitu membentuk kekuatan-kekuatan manusiawi dalam masyarakat tertentu dengan tujuan memfungsikan masyarakat secara berkesinambungan (Fromm, 1995 : 85). Ciri spesifik Teori Fromm adalah pandangan dasar bahwa manusia di bawah tekanan sosial dominan disamping meyakini hakikat aktualisasi diri manusia.
Dalam kajian karakter sosial masyarakat dan identitas manusia Fromm terkandung kajian orientasi individu, kecenderungan memiliki dan berbuat kebutuhan azasi, dinamika kebebasan alienasi (keterasingan) dan kultur dalam struktur pembentukan identitas manusia.
Karakter sosial terjadi karena individu dan masyarakat pertama-tama menaruh perhatian pada tanggung jawab untuk tetap hidup dan bahwa hanya saat kehidupan telah mapan, dapatlah mereka bergerak lebih jauh pada pemuasan kebutuhan manusiawi lain yang imperaktif (Fromm, 1995 : 87).
Fromm mengadopsi pendirian Marx bahwa manusia tidaklah bebas dan tidak akan bisa bebas sepanjang mereka menerima tanpa kritik kontrol eksternal adat dan institusi sosial (Fromm, 1962: 90). Menurut Fromm sadar diri merupakan sifat alamiah manusia. Kehidupan manusia di dalam masyarakat sebagai potensi pembentuk sadar diri. Kesadaran diri dipengaruhi oleh tata cara atau norma, larangan-larangan, dan tradisi-tradisi yang berlaku di masyarakat.



2.      TIPE POKOK KARAKTER SOSIAL MASAYARAKAT TEORI ERICH FROMM
Berdasarkan pendekatan sejarah di atas Fromm membagi 2 tipe pokok karakter sosial masyarakat, yaitu :
1)      Masyarakat Feodalistik-Eksploitatif
Masyarakat ini terdapat pada era industrial yang memiliki potensi patologis yang mendesakkan kompetensi yang bersekat-sekat di antara umat manusia yang pada hakikat alamiahnya justru membutuhkan kerja sama (Fromm, 1941:558).
2)      Masyarakat Kapitalis
Masyarakat kapitalis adalah masyarakat individual yang bebas namun menimbulkan persaingan yang tetap menujukkan alienasi pada kelas menengah ke bawah (Fromm, 1942: 99-124).
Konsep Fromm mengenai masyarakat berkarakter feodalistik-eksploitatif dan kapitalistik diartikan pula sebagai ciri penting masyarakat patriarki yang dipandang memiliki banyak sifat negatif, sementara masyarakat matriarki yang diidealkan memiliki banyak sifat postitif yaitu sosialis terhadap pluralitas, multi kulturalitas dan demokratisasi.
Fromm dan Macoby mendiskripsikan adanya tiga karakter individu manusia yaitu:
1)      Karakter Pasrah non-Produktif
Contoh : Konselor yang selalu menerima peraturan/program yang dibuat oleh sekolah untuk BK walaupun program tersebut tidak sesuai dengan bidang BK. Konselor bersikap pasif dan hanya menjalankan program yang diberikan oleh sekolah tersebut.
2)      Karakter Penimbun Produktif
Contoh : Konselor terus menjalankan program yang dibuat oleh sekolah hanya agar keberadaan BK tetap diakui.
3)      Karakter Ekploitatif
Contoh : Konselor menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah seperti siswa, para guru, personil sekolah, peraturan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah.
Dari ketiga tipe karakter tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap karakter mempunyai akar yang berkaitan langsung dengan kantong sosial khusus yang ditempati individu tertentu, dengan demikian tipe karakter yang ada terbangun sebagai adaptasi sosial terhadap tekanan kelas-kelas sosial ekonomi. Pada hakikatnya, ketiga karakter tersebut merupakan bentuk dari strategi penanganan terhadap kondisi sosio-ekonomi yang tak dapat dihindari (Fromm dan Macoby, 1970 : 117-124).
Karakter masyarakat secara konsisten terwujud di dalam konstruksi dan rekonstruksi sosial dalam hubungannya dalam keterbentukan identitas pribadi dan karakter sosial secara bebas. Fromm menempatkan kebebasan sebagai ciri sentral hakikat manusia. Fromm dan Horkheimer sepakat untuk setia dalam semangat pembebasan manusia dari dominasi, termasuk rasa terdominasi dari Tuhan  Yang Maha Esa, menuju masyarakat yang demokratis yang humanis (matriarki).
Dari keseluruhan uraian teori Fromm mengenai karakter masyarakat dan identitas individual dapat ditarik kesimpulan adanya suatu proporsi umum bahwa karakter sosial saling berhadapan dengan individu atau identitas manusia di bawah tekanan sosial. Dengan demikian, inti proporsi teori Fromm adalah dualisme antara masyarakat dan individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar